19 Desember 2010

PANTAI NGOBARAN



Letak pantai yang bertebing tinggi ini hanya kurang lebih dua kilometer dari Pantai Ngrenehan. Tak jauh bukan? Penduduk Pantai Ngrenehan saja sering membicarakan dan mampir ke Pantai Ngobaran, mengapa anda tidak?

Pantai NGobaran yang berlokasi di desa Kanigoro kecamatan Saptosari Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta merupakan pantai yang masih alami dan sangat indah.Dari Wonosari yang merupakan kabupaten Gunungkidul berjarak sekitar 35 km ke arah selatan.
Bila dari arah Yogyakarta sekitar 65 km jaraknya untuk bisa sampai Ngobaran.

Ngobaran merupakan pantai yang cukup eksotik. Kalau air surut, anda bisa melihat hamparan alga (rumput laut) baik yang berwarna hijau maupun coklat. Jika dilihat dari atas, hamparan alga yang tumbuh di sela-sela karang tampak seperti sawah di wilayah padat penduduk. Puluhan jenis binatang laut juga terdapat di sela-sela karang, mulai dari landak laut, bintang laut, hingga golongan kerang-kerangan.

Tapi yang tak terdapat di pantai lain adalah pesona budayanya, mulai dari bangunan hingga makanan penduduk setempat. Satu diantaranya yang menarik adalah adanya tempat ibadah untuk empat agama atau kepercayaan berdiri berdekatan. Apakah itu bentuk multikulturalisme? Siapa tahu.

Bangunan yang paling jelas terlihat adalah tempat ibadah semacam pura dengan patung-patung dewa berwarna putih. Tempat peribadatan itu didirikan tahun 2003 untuk memperingati kehadiran Brawijaya V, salah satu keturunan raja Majapahit, di Ngobaran. Orang yang beribadah di tempat ini adalah penganut kepercayaan Kejawan (bukan Kejawen lho). Nama "Kejawan" menurut cerita berasal dari nama salah satu putra Brawijaya V, yaitu Bondhan Kejawan. Pembangun tempat peribadatan ini mengaku sebagai keturunan Brawijaya V dan menunjuk salah satu warga untuk menjaga tempat ini.

Berjalan ke arah kiri dari tempat peribadatan tersebut, Anda akan menemui sebuah Joglo yang digunakan untuk tempat peribadatan pengikut Kejawen. Saat JTC berkunjung ke tempat ini, beberapa pengikut Kejawen sedang melakukan sembahyangan. Menurut penduduk setempat, kepercayaan Kejawen berbeda dengan Kejawan. Namun mereka sendiri tak begitu mampu menjelaskan perbedaannya.

Bila terus menyusuri jalan setapak yang ada di depan Joglo, anda akan menemukan sebuah kotak batu yang ditumbuhi tanaman kering. Tanaman tersebut dipagari dengan kayu berwarna abu-abu. Titik dimana ranting kering ini tumbuh konon merupakan tempat Brawijaya V berpura-pura membakar diri. Langkah itu ditempuhnya karena Brawijaya V tidak mau berperang melawan anaknya sendiri, Raden Patah (Raja I Demak).

Kebenaran cerita tentang Brawijaya V ini kini banyak diragukan oleh banyak sejarahwan. Sebabnya, jika memang Raden Patah menyerang Brawijaya V maka akan memberi kesan seolah-olah Islam disebarkan dengan cara kekerasan. Banyak sejarahwan beranggapan bahwa bukti sejarah yang ada tak cukup kuat untuk menyatakan bahwa Raden Patah melakukan penyerangan. Selengkapnya bagaimana, mungkin Anda bisa mencari sendiri.



Beberapa meter dari kotak tempat ranting kering tumbuh terdapat pura untuk tempat peribadatan umat Hindu. Tak jelas kapan berdirinya pura tersebut.
Di bagian depan tempat ranting tumbuh terdapat sebuah masjid berukuran kurang lebih 3x4 meter. Bangunan masjid cukup sederhana karena lantainya pun berupa pasir. Seolah menyatu dengan pantainya. Uniknya, jika kebanyakan masjid di Indonesia menghadap ke Barat, masjid ini menghadap ke selatan. Bagian depan tempat imam memimpin sholat terbuka sehingga langsung dapat melihat lautan. Ketika JTC menanyakan pada penduduk setempat, tak banyak yang tahu tentang alasannya. Bahkan, penduduk setempat sendiri heran karena yang membangun pun salah satu Kyai terkenal pengikut Nahdatul Ulama yang tinggal di Panggang, Gunung Kidul. Sebagai petunjuk bagi yang akan sholat, penduduk setempat memberi tanda di tembok dengan pensil merah tentang arah kiblat yang sebenarnya.

Setelah puas terheran-heran dengan situs peribadatannya, Anda bisa berjalan turun ke pantai. Kalau datang pagi, maka pengunjung akan menjumpai masyarakat pantai tengah memanen rumput laut untuk dijual kepada tengkulak. Mereka biasanya menjual rumput laut dengan harga Rp 1.000 hingga Rp 1.500 per kilo. Hasilnya lumayan untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka.

Namun, kalau datang sore, biasanya Anda akan menjumpai warga tengah mencari landak laut untuk dijadikan makanan malam harinya. Untuk bisa dimakan, landak laut dikepras dulu durinya hingga rata dan kemudian dipecah menggunakan sabit. Daging yang ada di bagian dalam landak laut kemudioan dicongkel. Biasanya warga mencari landak hanya berbekal ember, saringan kelapa, sabit, dan topi kepala untuk menghindari panas.

Landak laut yang didapat biasanya diberi bumbu berupa garam dan cabe kemudian digoreng. Menurut penduduk, daging landak laut cukup kenyal dan lezat. Sayangnya, tak banyak penduduk yang menjual makanan yang eksotik itu. Tapi kalau mau memesan, coba saja meminta pada salah satu penduduk untuk memasakkan. Siapa tahu, anda juga bisa berbagi ide tentang bagaimana memasak landak laut sehingga warga pantai Ngobaran bisa memakai pengetahuan itu untuk berbisnis meningkatkan taraf kehidupannya.

Lengkap bukan? Dari keindahan pantai, pesona tempat peribadatan hingga hidangan yang menggoda. Mungkin tak ada di tempat lain.

sumber : ngobaranbeach.blogspot.com
www.wonosari.com
Baca Selengkapnya...

15 Desember 2010

PANTAI TANJUNG TINGGI


masih inget kan kalian film laskar pelangi ??? yang dimana salah satu adegan anak"nya ada di pantai saat melihat pelangi ?? indah bgt kan tuh pantainya...dengan bebatuan yang eksotis dan tentunya berpasir putih...naaaaah kali ini aku bakal bahas soal pantai tersebut...mungkin pada belom tau nih nama pantainya aapaa....nama pantainya adalah PANTAI TANJUNG TINGGI temaaaan :) so dah gak sabar kan mau lihat dimana letak pantai ini dan ada apa aja di sana...oke so cekidot gusy !!!


Ingin berkunjung ke salah satu pantai tercantik di Asia Tenggara dengan biaya yang murah dan waktu yang singkat? Anda tidak perlu jauh-jauh untuk pergi ke Pantai Pattaya Thailand atau ke Pantai Sanur di Bali. Cukup membutuhkan waktu 45 menit dari Jakarta, silakan pergi ke Pantai Tanjung Tinggi, dijamin kita pasti puas untuk menikmati liburan ataupun weekend bersama keluarga.Pantai Tanjung Tinggi atau dikenal juga dengan sebutan Pantai Bilik ini, terletak di Dusun Tanjung Tinggi Desa Keciput Kecamatan Sijuk Kabupaten Belitung. Sebuah kabupaten yang berada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung atau saat ini makin terkenal sebagai Negeri Laskar Pelangi yang letaknya sangat strategis karena diapit oleh 3 pulau besar yakni Pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan. Walaupun tergabung di dalam Provinsi Babel, Kabupaten Belitung tidak satu daratan dengan daerah Bangka, melainkan berada di kepulauan sendiri, bersama dengan Pemerintah Kabupaten Belitung Timur.
Belitung merupakan daerah Kepulauan yang di keliling laut lepas dan gugusan pulau kecil, terletak antara 107.08 BT sampai 107.58 BT, dan 02.03 LS sampai dengan 03.15 LS. walaupun Belitung berbentuk Kepulauan, namun Belitung memiliki 98 pulau besar dan kecil yang mengelilinginya. Sedangkan batas-batas wilayah yang dimiliki Kabupaten Belitung berbatasan dengan Laut Natuna di sebelah utara, Kabupaten Belitung Timur di sebelah Timur, Laut Jawa di sebelah Selatan dan Selat Gaspar di sebelah barat.
Luas daratan Belitung tidaklah besar begitu juga dengan jumlah masyarakatnya yang terdiri dari beberapa ragam etnis. Dengan luas wilayah sebesar 2.293.69 KM dan jumlah masyarakatnya sebesar 145.432 jiwa. Kabupaten Belitung terbagi dalam 5 Kecamatan, yakni Kecamatan Tanjungpandan, Badau, Membalong, Selat Nasik dan Kecamatan Sijuk, Kecamatan yang memiliki beberapa kawasan wisata pantai yang sangat indah, salah satunya Pantai Tanjung Tinggi.
Pantai Tanjung Tinggi memang memiliki panorama alam yang indah, jadi wajar saja dijadikan kawasan wisata andalan yang dimiliki Kabupaten Belitung. Apalagi dalam setiap tahunnya sangat banyak sekali wisatawan yang datang ke Pantai Tanjung Tinggi, baik dari mancanegara maupun wisatawan nusantara. Tercatat, lebih dari 20% peningkatan kunjungan wisatawan ke pantai ini dalam setiap tahunnya. Tentu saja membuat pantai Tanjung Tinggi di jadikan obyek wisata andalan Pemerintah Kabupaten Belitung.
Panorama alam yang dimiliki Pantai Tanjung Tinggi memang sangat memikat dan eksotis. Bagaimana tidak sejauh mata lepas memandang, yang akan dilihat hanyalah sebuah keindahan. Perpaduan pasir putih halus yang berkilau diterpa sinar mentari dan bebatuan granit yang berdiri gagah dan megah, membuat Pantai Tanjung Tinggi memiliki karakter tersendiri pada wajah keindahan pantai di Indonesia .
Selain memiliki panorama alam yang indah, kawasan wisata Pantai Tanjung Tinggi juga biasa dijadikan sebagai kawasan pemancingan, olahraga diving, bermain jet ski dan olahraga laut lainnya. Bagi masyarakat yang memiliki hobi memancing kawasan pantai ini juga memiliki kekayaan laut yang sempurna, mulai dari berbagai jenis ikan laut baik untuk konsumsi lokal maupun konsumsi ke luar negeri. Dan bagi yang hobi diving, panorama alam bawah laut seperti terumbu karang yang dimiliki sangatlah indah, tidak kalah dengan Bunaken. Terumbu karang ini tidak pernah dijamah tangan-tangan jahil sehingga keindahannya tetaplah abadi. Bahkan keindahan terumbu karang ini dapat di lihat secara kasat mata saat kita berada di atas kapal. Bagi yang memiliki hobi bermain jet ski, dengan waktu yang singkat kita dapat menyinggahi pulau-pulau dan tempat-tempat obyek wisata lainnya seperti Pantai Tanjung Kelayang, Pulau Burung dan Pulau Lengkuas dengan obyek wisata mercusuar peninggalan zaman kolonial Belanda.
Kawasan wisata Tanjung Tinggi memang memiliki panorama alam yang indah dan kekayaan laut yang sempurna, tidak di ragukan lagi. Jika dijadikan sebagai salah satu pontensi kawasan wisata untuk menarik wisatawan dari luar negeri. Apalagi jika digarap secara maksimal seperti pantai-pantai yang ada di Bali. Jika kita pernah menonton film Laskar Pelangi, atau pernah melihat video klip Nidji, band papan atas Indonesia, kita tentu ingat ketika Ikal bersama teman-temannya berlari-larian di daerah bebatuan granit seusai pulang sekolah dan berdiri berjajar di atas sebuah batu granit raksasa. Itu adalah kawasan wisata Pantai Tanjung Tinggi, yang dalam setiap tahunnya di gelar ritual Buang jong, ritual selamatan laut oleh nelayan yang biasa digelar di bulan September. Buang Jong, salah satu acara adat Belitong yang biasanya dibarengi dengan pagelaran kesenian khas Belitong lainnya.


Percayalah, begitu anda tiba di sana, anda tidak akan sabar untuk berlari ke pantai dan merasakan halusnya pasir putih dengan ombak yang menyapu pantai dengan lembut. Anda akan berjalan-jalan sepanjang pantai, dan karena penasaran, anda akan menuju batu-batu granit dan memulai petualang dengan melompat diantara bebatuan granit, atau berjalan diantara batu-batu yang besar. Semakin anda mengitari sudut-sudut pantai, semakin bisa melihat keindahan panorama pantai ini. Total panjang pantai kira-kira 1.2km, tapi anda bisa berjalan lebih jauh lagi karena sepanjang pantai pasir tetap putih.
owh yaa satu lagi Restoran disekitar pantai tanjung tinggi selain menyediakan berbagai macam makanan juga biasanya menyediakan fasilitas sederhana untuk mandi dan membersihkan badan dari air asin setelah berenang di pantai.

okee soo tunggu apalagi temen temen....cocok bgt nih buat mengisi hari liburan kalian :)

sumber :www.belitungisland.com
www.sumeks.co.id
Baca Selengkapnya...

PULAU NUSA BARONG



Nama Pulau : Pulau Barung/Nusa Barung
Koordinat : 080 30’ 30” S 1130 17’37” BT
Fungsi kawasan : Cagar Alam
Titik Dasar : 138 (Janhidros)
Letak : Desa Puger, Kecamatan Puger, Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur
Titik Berangkat : Desa Puger, Kecamatan Puger, Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur
Luas pulau : 100 Km2 (6100 ha)
Ketinggian : 0 sampai dengan 304 mdpl (Data peta AMS)
0 sampai 240 mdpl (data peta Bakosurtanal)



Terdapat Menara suar yang dijaga 4 orang yang bertugas selama 3 bulan.
Waktu melalut : Hampir disemua bulan kecuali bulan Januari sampai Pebruari dan Agustus
Terdapat menara suar yang bisa dicapai dari utara pulau
Tempat mendarat perahu : Utara dari Teluk Cambak, Selatan dari Teluk Kandangan

rute perjalanan
Surabaya => jember => mobil/bus => 180km
jember => desa puger => mobil => 35km
desa puger => lokasi cagar alam => perahu => 4,5km


Flora
Jenis-jenis tumbuhan di kawasan Cagar Alam Nusa Barong yang diketahui sebanyak 46 jenis. Beberapa jenis. Beberapa jenis yang mudah dijumpai diantaranya Endog-endogan (Xanthophyiium excelsum), Klampok hutan (Eugenia sp), Bogem (brugeura sp), Kalak (Mitrophora javanica), Laban (Vitex pubesecens), Salakan (Palmae sp), Pluncing, Bungur, Popoh, Jati hutan, Bambu, pandan, rotan, jambu monyet, jambu air

Fauna
Berbagai jenis satwa liar yang terdapat di kawasan Cagar Alam Nusa Barong diantaranya terdiri dari jenis-jenis mamalia, aves, reptil. Jenis Mamalia yang sering dijumpai yaitu Kera (Macaca fascicularis), Babi hutan (Sus scropa) dan Tupai (Scewius notakas), kijang, rusa. Jenis-jenis Burung antara lain Pecuk ular (Antinga rufa), Kuntul (Egrelta sp), Iblis hitam (Plenadis falsinallus), Elang (Elanus sp) dan Burung Rangkong (Aceros undulatus).

Panorama
Kawasan Cagar Alam Nusa Barong memiliki panorama alam berupa pantai pasir putih yang terapit tebing-tebing karang hampir diseluruh keliling pulau. Dominasi bentang alam Nusa Barung adalah tebing-tebing karang Selain suasana alam pantai yang indah, di pantai ini sering didatangi Rusa (Cervus timorensis) bermain dipantai dan Kera (Macaca Fascicularis) yang mencari makan berupa siput dan ketam.

Keunikan
Berbagai jenis dan warna Terumbu Karang yang terdapat di perairan pantai kawasan Cagar Alam Nusa Barong merupakan salah satu keunikan dan ciri khas yang ada di kawasan ini, dan merupakan tantangan untuk penelitian biota laut.

Baca Selengkapnya...

PANTAI SUNDAK


Sejarah Pantai Sundak

Pantai Sundak, Perkelahian Asu dan Landak yang Menuai Berkah

Pantai Sundak tak hanya memiliki pemandangan alam yang mengasyikkan, tetapi juga menyimpan cerita. Nama Sundak ternyata mengalami evolusi yang bukti-buktinya bisa dilacak secara geologis.

Agar tahu bagaimana evolusinya, maka pengunjung mesti tahu dulu kondisi pinggiran Pantai Sundak dulu dan kini. Di bagian pinggir barat pantai ketika YogYES berkunjung terdapat masjid dan ruang kosong yang sekarang dimanfaatkan sebagai tempat parkir. Sementara di sebelah timur terdapat gua yang terbentuk dari batu karang berketinggian kurang lebih 12 meter. Memasuki gua, akan dijumpai sumur alami tempat penduduk mendapatkan air tawar.

Wilayah yang diuraikan di atas sebelum tahun 1930 masih terendam lautan. Konon, air sampai ke wilayah yang kini dibangun masjid, batu karang yang membentuk gua pun masih terendam air. Seiring proses geologi di pantai selatan, permukaan laut menyusut dan air lebih menjorok ke laut. Batu karang dan wilayah di dekat masjid akhirnya menjadi daratan baru yang kemudian dimanfaatkan penduduk pantai untuk aktivitas ekonominya hingga saat ini.

Ada fenomena alam unik akibat aktivitas tersebut yang akhirnya menjadi titik tolak penamaan pantai ini. Jika musim hujan tiba, banyak air dari daratan yang mengalir menuju lautan. Akibatnya, dataran di sebelah timur pantai membelah sehingga membentuk bentukan seperti sungai. Air yang mengalir seperti mbedah (membelah) pasir. Bila kemarau datang, belahan itu menghilang dan seiring dengannya air laut datang membawa pasir. Fenomena alam inilah yang menyebabkan nama pantai menjadi Wedibedah (pasir yang terbelah). Saat YogYES datang wedi tengah tidak terbelah.

Perubahan nama berlangsung beberapa puluh tahun kemudian. Sekitar tahun 1976, ada sebuah kejadian menarik. Suatu siang, seekor anjing sedang berlarian di daerah pantai dan memasuki gua karang bertemu dengan seekor landak laut. Karena lapar, si anjing bermaksud memakan landak laut itu tetapi si landak menghindar. Terjadilah sebuah perkelahian yang akhirnya dimenangkan si anjing dengan berhasil memakan setengah tubuh landak laut dan keluar gua dengan rasa bangga. Perbuatan si anjing diketahui pemiliknya, bernama Arjasangku, yang melihat setengah tubuh landak laut di mulut anjing. Mengecek ke dalam gua, ternyata pemilik menemukan setengah tubuh landak laut yang tersisa. Nah, sejak itu, nama Wedibedah berubah menjadi Sundak, singkatan dari asu (anjing) dan landak.

Tak dinyana, perkelahian itu membawa berkah bagi penduduk setempat. Setelah selama puluhan tahun kekurangan air, akhirnya penduduk menemukan mata air. Awalnya, si pemilik anjing heran karena anjingnya keluar gua dengan basah kuyup. Hipotesanya, di gua tersebut terdapat air dan anjingnya sempat tercebur ketika mengejar landak. Setelah mencoba menyelidiki dengan beberapa warga, ternyata perkiraan tersebut benar. Jadilah kini, air dalam gua dimanfaatkan untuk keperluan hidup penduduk. Dari dalam gua, kini dipasang pipa untuk menghubungkan dengan penduduk. Temuan mata air ini mengobati kekecewaan penduduk karena sumur yang dibangun sebelumnya tergenang air laut.

Nah, bila kondisi tahun 1930 saja seperti yang dikatakan di atas, dapat diperkirakan kondisi ratusan tahun sebelumnya. Tentu sangat banyak organisme laut yang memanfaatkan bagian bawah karang yang kini menjadi gua dan wilayah yang kini menjadi daratan. Karenanya, banyak arkeolog percaya bahwa sebagai konsekuensi dari proses geologis yang ada, banyak organisme laut yang tertinggal dan kini tertimbun menjadi fosil. Soal fosil apa yang ditemukan, memang hingga kini belum banyak penelitian yang mengungkapkan.

Selain menawarkan saksi bisu sejarahnya, Sundak juga menawarkan suasana malam yang menyenangkan. Anda bisa menikmati angin malam dan bulan sambil memesan ikan mentah untuk dibakar beramai-ramai bersama teman. Dengan membayar beberapa ribu, Anda dapat membeli kayu untuk bahan bakar. Kalau malas, pesan saja yang matang sehingga siap santap. Yang jelas, tak perlu bingung mencari tempat menginap. Pengunjung bisa tidur di mana saja, mendirikan tenda, atau tidur saja di bangku warung yang kalau malam tak terpakai. Kegelapan tak perlu diributkan, bukankah membosankan jika hidup terus terang benderang?

Kalau mau, berinteraksi dengan penduduk bisa menjadi suatu pencerahan. Anda bisa mengetahui bagaimana penduduk hidup, kebudayaan mereka, dan tentu saja orang baru yang mungkin saja mampu mengubah pandangan hidup anda. Menemui Mbah Tugiman yang biasa berjaga di tempat parkir atau Mbah Arjasangku bisa jadi pilihan. Mereka merupakan salah satu sesepuh di pantai Sundak. Bercakap dengan mereka membuat anda tidak sekedar menyaksikan bukti sejarah tetapi juga mendapat cerita dari orang yang menyaksikan bagaimana sejarah terukir. Datanglah, semua yang di sana sudah menunggu!

Pantai Sundak berada di Desa Sidoharjo Kecamatan Tepus Gunung Kidul Yogyakarta, pantai ini masih satu deretan dengan pantai-pantai yang berada di Gunung Kidul lainnya yaitu Pantai Kukup, Krakal, Drini, Baron di sebelah barat dan Pantai Timang, Siung, Wedi Ombo disebelah timurnya.kalo berangkat dari jogja kira"sekitar 2-3 jam nyampe pantai sundak....

Pantai ini berpasir putih dan bersih dengan karang-karang kecil di sepanjang pantai, dan di bibir pantai berderet beraneka tumbuhan yang membuat suasana menjadi cukup sejuk.

Disekitar pantai ada beberapa penginapan.....dan untuk makanannya yaa relatif mahal..maklum karena tempat wisata.....
jika ingin ke pantai sundak aku saranin sih jangan sampai pulang malem apalagi yang pake motor bahaya bgt karena selama pejalanan masih sepi dan minim penerangan....

Gak bakal nyesel klo dah mampir ke pantai ini.....soalnya pemandangannya ajib tenan hhehehe
slamat mencoba !
Baca Selengkapnya...

GUNUNG IJEN


Kawasan Ijen terletak di daerah Banyuwangi bagian barat, berada di antara gunung berapi yakni gunung Raung dan gunung merapi. Danau kawah ijen masuk dalam wilayah Cagar Alam Taman Wisata Ijen dengan luas 2.560 hektare, termasuk hutan wisata seluas 92 hektare. Gunung Ijen sendiri merupakan gunung api yang masih aktif. Terletak pada deretan gunung api di pulau jawa bagian timur, berada di kabupaten Banyuwangi dan Bondowoso.



Danau Kawah Ijen merupakan sebuah danau yang terletak di bagian puncak gunung Ijen. Karena proses letusan gunung Ijen, kawah tersebut dipenuhi oleh air sehingga terbentuklah danau kawah yang sangat indah dan menakjubkan.

Danau Kawah Ijen memiliki keunikan dan pesona yang khas, yaitu airnya berwarna kehijauan yang sesekali permukaan danau tersebut tertutup oleh asap belerang yang mengepul di tepi danau. Selain itu ketinggian permukaan danau ini mencapai kurang lebih 2.384 mdpl, Bila dilihat dari jarak dekat danau ini seakan-akan mendidih, karena banyaknya gelembung-gelembung udara dari dasar danau. Hal ini dimungkinkan karena adanya kegiatan gunung berapi yang terletak di bawah danau. Gelembung-gelembung tersebut terkadang diikuti oleh adanya hembusan uap dan gas yang membahayakan, sehingga pengunjung harus berhati-hati ketika menyaksikan danau ini dari dekat.

Danau Kawah Ijen sangat indah dilihat dari bibir kawah, sesekali kita juga akan menyaksikan para penambang belerang yang menuruni kawah untuk mengambil belerang. Kaldera Ijen merupakan kaldera terbesar di pulau Jawa dengan diameter 6 km. Bentuk Danau Kawah Ijen lonjong seperti elip dengan daerah pembuangan air danau terletak sebelah barat yang merupakan hulu sungai Banyu Pahit dan Banyu Putih. Danau Kawah Ijen memiliki luas 45 hektare dengan garis tengah 950 meter dan memiliki kedalaman 176 meter.

Di dalam kaldera Ijen banyak dijumpai bukit-bukit kecil yang merupakan gunung api sekunder yang telah padam. Letusan Gunung Ijen yang tercatat dalam sejarah hanya terjadi empat kali yaitu tahun 1796, 1817, 1913, dan 1936.

Peningkatan aktifitas Gunung Ijen terjadi pula pada tahun 1918, 1921, 1923, 1927, 1929, 1933, 1941. Pada tahun 1952 terjadi letusan asap dengan tinggi lebih kurang 1000 meter dari puncak, namun tidak ada korban jiwa. Karena merupakan gunung yang masih aktif sehingga luas daerah bahaya meliputi 65.367 km2.

Ada dua rute yang digunakan untuk mencapai Danau Kawah Ijen. Rute pertama melalui Banyuwangi dan rute kedua melalui Bondowoso. Jika dari Banyuwangi, naik angkot trayek Banyuwangi - Licin - Jambu. Dari Jambu perjalanan dilanjutkan menuju Paltuding dengan ojek. Pintu gerbang utama ke Cagar Alam Taman Wisata Kawah Ijen terletak di Paltuding, yang juga merupakan Pos PHPA (Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam). Fasilitas lain-lain yang dapat dinikmati oleh pengunjung antara lain pondok wisata dan warung yang menjual keperluan pendakian untuk menyaksikan keindahan kawah Ijen.

Dari Paltuding berjalan kaki dengan jarak sekitar 3 km. Lintasan awal sejauh 1,5 km cukup berat karena menanjak. Sebagian besar jalur dengan kemiringan 25-35 derajad. Perjalanan mendaki yang berat menjadi bersemangat kembali ketika melihat para penambang belerang turun gunung dengan mengangkut belerang dari Kawah seberat 80 bahkan bisa 130 kg. Selain menanjak struktur tanahnya juga berpasir sehingga menambah semakin berat langkah kaki karena harus menahan berat badan agar tidak merosot ke belakang.

Setelah beritirahat di Pos (hanya ada satu pos di sepanjang jalur) jalur selanjutnya relatif agak landai. Selain itu wisatawan/pendaki di suguhi pemandangan deretan pegunungan yang sangat indah. Di puncak asap pekat belerang mulai tercium. Untuk turun menuju ke kawah harus melintasi medan berbatu-batu sejauh 250 meter dengan kondisi yang terjal.

TRANSPORTASI
Dari Banyuwangi, naik angkot trayek Banyuwangi - Licin - Jambu. Dari Jambu perjalanan dilanjutkan menuju Paltuding dengan ojek, sewa mobil atau naik truk belerang.

Pintu gerbang utama ke Cagar Alam Taman Wisata Kawah Ijen terletak di Paltuding, yang juga merupakan Pos PHPA


Selain kawah ijen,di gunung ijen ini juga terdapat objek wisata lainnya seperti:

PALTUDING
Paltuding merupakan tempat terakhir yang dapat dilalui dengan kendaraan bagi pengunjung yang akan ke Kawah Ijen. Selain itu juga merupakan batas dua kabupaten, yaitu Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso, dimana batas tersebut berupa jalan setapak dari Paltuding ke Kawah Ijen.
Dari Paltuding dapat dilihat pemandangan indah Gunung Ijen, Gunung Merapi, Gunung Widodaren, Gunung Papak dan Gunung Ranti.

PONDOK BUNDER
Dibangun pada masa pemerintah Hindia Belanda berbentuk setengah lingkaran atau yang dalam bahasa Jawa disebut bunder sehingga dinamakan Pondok Bunder.
Fungsi utamanya untuk mengukur curah hujan per tahun. Selain itu karena udaranya yang sejuk dengan pemandangan alam berupa kaldera Pegunungan Ijen Raksasa (G.Raung, G.Rante, G. Roti, G.Papak, Perkebunan Kalisat, Belawan dan Lijen) dan area bird watching menjadikan Pondok Bunder ini sebagai salah satu tujuan wisata yang disukai pengunjung.

DAM / BENDUNGAN
Berfungsi untuk menjaga air dalam Kawah Ijen agar tidak meluap. Dari atas dam yang hanya dapat dicapai melalui 210 anak tangga dapat dilihat pemandangan danau Kawah Ijen dengan jelas.
Baca Selengkapnya...

PANTAI PAPUMA


Pantai satu ini gak kalah bagus nih ! hamparan laut yang biru berpasir putih dengan air yang bersih ditambah dengan udara yang sejuk membuat pemandangan pantai papuma menarik perhatian banyak wisatawan....Pantai satu ini meskipun terletak di kota kecil JEMBER tapi bagi yang udah mampir ke pantai papuma di jamin bakal berdetak kagum hhhahaha (lebay) eehh tapi emang beneran bagus bgt kok pantainya...jadi gak salah kalo pantai satu ini gak boleh sampe ketinggalan utk dikunjungi sbg salah satu daftar wisata alam kita...oke untuk lebih jelasnya langsung aja chekidot.......

Pantai Tanjung Papuma (Papuma) merupakan contoh wisata alam yang belum banyak diketahui masyarakat dunia. Papuma yang berada di Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember, Surabaya Jawa Timur, jarang dikunjungi wisatawan asing dan domestik. Padahal, banyak sekali keindahan yang disuguhkan oleh alamnya.

Papuma berada di jalur Bromo, Ijen, dan Bali. Pantai pasir putih ini terletak kurang lebih 37 km ke arah selatan dari Kota Jember, atau kurang lebih 235 km dari Kota Surabaya. Pantai dengan luas 25 hektare ini menyuguhkan banyak kelebihan. Sebut saja hamparan pasir putih dengan tanjung melingkar sepanjang 1,5 km, barisan bukit hijau dengan pepohonan yang rimbun mengelilingi pantai. Ditambah lagi, pengunjung yang datang bisa sekalian melihat-lihat satwa liar yang ada di hutan.

Akses menuju Papuma juga tidak terlalu sulit, hanya saja memakan waktu cukup lama sekitar tujuh jam untuk sampai ke sana. Dari Surabaya ke Jember wisatawan yang menaiki kendaraan umum bisa memilih patas AC jurusan Surabaya-Jember atau bus non-AC. Ongkos yang dikeluarkan untuk patas AC sebesar Rp 40.000, sedangkan bus non-AC Rp 24.000. Sampai di Jember, perjalanan dilanjutkan dengan taksi sampai ke depan Pantai Tanjung Papuma. Ongkos yang harus dikeluarkan sebesar Rp 125.000.

Sepanjang perjalanan dari Jember menuju pantai, hamparan sawah dan ladang jagung menjadi pemandangan yang meneduhkan untuk dinikmati. Terlebih lagi, di kota-kota besar seperti Jakarta sawah dan ladang sangat jarang ditemui.

Selain naik bus, wisatawan juga bisa memilih alternatif lain, yakni kereta api. Dari Surabaya-Jember wisatawan bisa naik kereta bisnis dengan harga Rp 35.000 atau kereta eksekutif Rp 55.000. Sampai di stasiun, perjalanan kembali dilanjutkan dengan taksi untuk sampai ke pantai.

Sesampainya di depan loket pintu masuk Pantai Tanjung Papuma, wisatawan hanya perlu membayar tiket masuk sebesar Rp 4.000 per orang pada hari biasa, dan Rp 5.000 per orang pada hari libur.

Aroma laut langsung tercium dari pintu masuk Pantai Papuma yang masih sepi pengunjung. Hanya satu dua orang sekitar yang datang melihat keindahan pantai. Ombak yang berkejaran di pantai seakan percuma melakukan atraksi berlomba untuk sampai ke tepi pantai, mengingat sepinya pengunjung.

Pantai Tanjung Papuma, merupakan satu dari 16 objek wisata unggulan yang dipromosikan oleh Perum Perhutani Unit II Jawa Timur. Keindahan alam yang dimiliki Papuma masih asli, belum terkepung oleh banyak bangunan kokoh dari beton. Bahkan, beberapa rumah makan yang ada di sekitar pantai dibangun sangat sederhana.

Menjelang pukul 12.00 WIB siang hari, pantai memancarkan keindahan sempurna. Sinar matahari menyentuh hamparan air biru sehingga memberikan warna yang senada dengan birunya langit. Belum lagi warna hijau pepohonan yang kontras berpadu dengan pantai Papuma. Keunikan lain di Papuma, yakni adanya Batu Malikan yang bisa mengeluarkan bunyi-bunyian khas seperti musik bila terkena ombak.

Batu Malikan merupakan karang-karang pipih yang mirip seperti sebuah kerang besar yang menjadi dasar sebuah batu karang besar, yang letaknya tak jauh dari tepi pantai. Ada tujuh batu karang besar di pantai itu. Tujuh batu karang disebut sebagai pulau kecil oleh warga setempat. Enam dari tujuh pulau itu memiliki nama yang sesuai dengan bentuknya. Konon, satu dari antara pulau tersebut dihuni oleh ratusan ular berbisa sehingga tidak ada masyarakat atau wisatawan yang bisa berkunjung ke pulau tersebut.

Deretan gugusan pulau tersebut, yakni Pulau Batara Guru, Pulau Kresna, Pulau Narodo, Pulau Nusa Barong, Pulau Kajang, dan Pulau kodok. Bentuk enam pulau tersebut sangat khas. Seperti Pulau Kodok yang bentuknya mirip seperti kodok raksasa, sedangkan Pulau Narodo bentuknya mirip dengan topi dewa Narada. Pengunjung yang datang ke pulau-pulau batu karang itu, bisa duduk di atas Batu Malikan asalkan ombak laut tidak tinggi.

Selain menyuguhkan keindahan alam dan deretan pulau-pulau kecil, Papuma juga dihuni oleh satwa liar, seperti rusa, lutung, kera ekor panjang, lutung kuning, biawak, ayam hutan, dan sebagainya. Hewan liar tersebut memang sengaja dibiarkan berkembang biak di hutan sekitar pantai Papuma. Biasanya, hewan-hewan tersebut akan muncul pagi atau menjelang malam hari.

Kepala Pelaksana Perum Perhutani di Pantai Tanjung Papuma Murgunadi mengatakan, wisatawan yang datang bisa menikmati satu paket keindahan alam. Paket yang ditawarkan, yakni keindahan pasir putih dari Pantai Papuma, bukit-bukit yang hijau, dan pengenalan akan satwa liar.

“Pantai Tanjung Papuma ini akan dipertahankan dengan tiga konsep tersebut, pantai, bukit, dan satwa liar. Jadi wisatawan mancanegara dan domestik tidak kapok berkunjung ke Jember,” terangnya.
Baca Selengkapnya...

GUNUNG BROMO - SEMERU


Taman Nasional Bromo-Semeru merupakan satu-satunya kawasan konservasi di Indonesia yang memiliki keunikan berupa laut pasir seluas 5.250 hektar, yang berada pada ketinggian 2392 m dari permukaan laut.

Pegunungan Bromo-Semeru, merupakan pegunungan yang masih aktif dan paling terkenal sebagai obyek wisata di Jawa Timur. Kawasan wisata ini menjanjikan sebuah keindahan yang tak bisa anda temui di tempat lain. Dari puncak gunung berapi yang masih aktif ini, anda bisa menikmati hamparan lautan pasir seluas 10km persegi, dan menyaksikan kemegahan gunung Semeru yang menjulang menembus awan. Anda juga bisa menatap indahnya matahari beranjak keluar dari peraduannya.

Selain menyaksikan keindahan panorama yang ditawarkan oleh Bromo-Semeru, apabila Anda datang di waktu yang tepat, maka Anda dapat menyaksikan Upacara Kesodo, yang diadakan oleh masyarakat Tengger. Upacara ini biasanya dimulai pada saat tengah malam hingga dini hari setiap bulan purnama sekitar tanggal 14 atau 15 di bulan Kesodo [ke-sepuluh] menurut penanggalan Jawa. Upacara Kesodo merupakan upacara untuk memohon panen yang berlimpah atau meminta tolak bala dan kesembuhan atas berbagai penyakit, yaitu dengan cara mempersembahkan sesaji dengan melemparkannya ke kawah Gunung Bromo. Saat prosesi berlangsung, masyarakat Tengger lainnya beramai-ramai menuruni tebing kawah dan sesaji yang dilemparkan ke dalam kawah, sebagai perlambang berkah dari Yang Maha Kuasa.

Cara Mencapai Daerah Ini
Anda dapat mencapai daerah ini dengan menggunakan mobil pribadi pun menyewa kendaraan. Ada empat pintu gerbang utama untuk memasuki kawasan taman nasional ini yaitu: desa Cemorolawang jika melalui jalur Probolinggo, desa Wonokitri dengan jalur Pasuruan, desa Ngadas dari jalur Malang dan desa Burno adalah jalur Lumajang. Adapun rute yang dapat ditempuh adalah sebagai berikut:
Pasuruan-Warung Dowo-Tosari-Wonokitri-Gunung Bromo menggunakan mobil dengan jarak 71 km, Malang-Tumpang-Gubuk Klakah-Jemplang-Gunung Bromo menggunakan mobil dengan jarak 53 kmAtau dari Malang-Purwodadi-Nongkojajar-Tosari-Wonokitri-Penanjakan sekitar 83 km

Tempat Menginap
Berbagai hotel dan penginapan dapat ditemukan disekitar area Taman Nasional Bromo-Semeru, mulai dari losmen sampai dengan hotel berbintang 4 dapat di jadikan pilihan untuk menginap di Bromo. Rata rata setiap hotel memasang tarif yang terjangkau.

Tempat Bersantap
Agak sedikit sulit untuk menemukan tempat makan di area ini terutama pada malam hari. Akan tetapi, apabila Anda menginap di desa Wonokitri, sekitar 3 km ke bawah tepatnya di pasar Tosari dapat ditemui beberapa warung makanan yang buka dan menjajakan makanannya hingga pukul 9 malam.

Berkeliling
Anda dapat berkeliling ke sekitar areal Taman Nasional dengan menyewa kendaraan jenis jeep 4x4. Atau, jika hanya ingin berkeliling di sekitar area lautan pasir Bromo, Anda dapat menyewa kuda yang banyak tersedia disana.

Yang Dapat Anda Lihat Atau Lakukan
Adapun hal-hal lain yang dapat dilihat atau dilakukan di area ini adalah Anda dapat mengunjungi beberapa objek di bawah ini:

Cemorolawang. Salah satu pintu masuk menuju taman nasional yang banyak dikunjungi untuk melihat dari kejauhan hamparan laut pasir dan kawah Bromo, dan berkemah.
Laut Pasir Tengger dan Gunung Bromo. Berkuda dan mendaki gunung Bromo melalui tangga dan melihat matahari terbit.
Pananjakan. Melihat panorama alam gunung Bromo, gunung Batok dan gunung Semeru.
Ranu Pani, Ranu Regulo, Ranu Kumbolo dan Puncak Gunung Semeru. Danau-danau yang sangat dingin dan selalu berkabut ( 2.200 m. dpl) sering digunakan sebagai tempat transit pendaki Gunung Semeru (3.676 m. dpl).
Ranu Darungan. Berkemah, pengamatan satwa/ tumbuhan dan panorama alam yang menawan.
Buah Tangan
Anda dapat membeli oleh-oleh atau cinderamata di sekitar point area yang biasa digunakan untuk melihat matahari terbit. Di area ini banyak terdapat kios cinderamata yang menjajakan dagangan mereka seperti kaos atau t-shirt, topi kupluk, syal dan lainnya. Selain itu, di sekitar area laut pasir juga terdapat beberapa penjaja cinderamata yang menjual kaos atau t-shirt yang bertuliskan Gunung Bromo-Semeru.

Tips
Musim kunjungan terbaik adalah sekitar bulan Juni s/d Oktober dan bulan Desember s/d Januari.
Perlu disiapkan kesehatan prima dan perbekalan penahan dari udara dingin seperti: baju hangat, penutup kepala, kaus tangan penahan udara dingin, serta bekal makanan-minuman secukupnya
Perlu diingat bahwa di puncak Penanjakan tidak ada pengginapan maka dari penginapan terdekat harus berangkat pagi-pagi sekitar pukul 03.00-04.00 pagi dini hari.
Mengingat sulitnya mencari makanan pada malam hari, akan lebih baik apabila Anda membeli persediaan makanan dan minuman sebagai bekal Anda.
Baca Selengkapnya...